PAMEKASAN - Ratusan siswa SDN Tamberu 2, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur terpaksa menjalani kegiatan belajar mengajar di tenda darurat milik BPBD sejak sekolah mereka disegel oleh ahli waris tanah pada pertengahan Oktober 2025 lalu.
Kondisi tenda yang panas saat siang hari, berdebu ketika angin kencang, dan becek saat hujan turun membuat para siswa merasa tidak nyaman belajar. Bahkan, lokasi tenda yang berada di dekat tempat pembuangan sampah menambah ketidaknyamanan mereka selama mengikuti pelajaran.
“Kalau siang terasa panas sekali, susah konsentrasi. Intinya tidak enak belajar di dalam tenda,” ujar Lia, salah satu siswi SDN Tamberu 2, Rabu (5/11/2025).
Hal senada diungkapkan Raya, siswi lainnya, yang berharap agar sekolahnya segera dibuka kembali.
“Kami ingin belajar di kelas lagi, biar nyaman dan tidak kepanasan,” katanya.
Sejak penyegelan dilakukan, pihak sekolah belum dapat menggunakan ruang kelas, sementara proses belajar tetap harus berjalan. Pemerintah daerah pun menyediakan tenda darurat sebagai solusi sementara agar kegiatan belajar-mengajar tidak terhenti.
Namun, para siswa dan orang tua berharap konflik lahan segera diselesaikan, sehingga mereka bisa kembali belajar di ruang kelas yang layak dan aman seperti sebelumnya. (Abdurrahman Fauzi/Hsn)
Editor : JTV Madura



















