Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025 memasuki etape keempat yang menjadi penentu sekaligus paling berat dalam ajang balap sepeda bertaraf internasional ini. Sebanyak 92 pembalap akan menempuh jarak 150 kilometer dari RTH Maron Genteng hingga garis finis di Paltuding Gunung Ijen, Jumat (31 Juli 2025).
Etape ini dikenal sebagai rute neraka oleh para peserta. Di awal balapan, pembalap akan melaju di medan datar dan sedikit menurun hingga KM 30. Tantangan pertama datang di kawasan Songgon pada KM 43, dengan tanjakan King of Mountain (KOM) pertama di kaki Gunung Raung.
Setelah itu, rute menurun dan datar sepanjang 70 kilometer menjadi satu-satunya waktu bagi pembalap untuk mengatur ritme sebelum tanjakan legendaris menuju Ijen dimulai. Sejak KM 120, para pembalap akan menghadapi tanjakan tanpa ampun sejauh 38 kilometer, dimulai dari Desa Kemiren, Perkebunan Kali Bendo, hingga ke Paltuding dengan elevasi ekstrem.
Baca Juga : Ratusan Atlet Ju-Jitsu Rebutkan Piala Kejati Jatim Cup 2025
“Etape terakhir ini merupakan pembuktian raja tanjakan, karena rutenya didominasi tanjakan yang cukup berat dan membutuhkan tenaga ekstra untuk menaklukkannya,” ujar Ketua Pelaksana TdBI 2025, Guntur Priambodo, Rabu (30/7/2025).
Etape ini mencakup 2 intermediate sprint dan 3 titik KOM, termasuk satu tanjakan dengan kategori hors catégorie (HC) klasifikasi paling berat dalam lomba balap sepeda.
Baca Juga : Tetap Sehat saat Musim Hujan, 5 Olahraga Ini Bisa Kamu Lakukan di Rumah
Nama-nama besar pembalap tanjakan akan berlaga ketat hari ini. Di antaranya: Nicolo Petiti (Swatt Club Italia), Carter Bettles (Roojai Insurance Thailand), dan Benjamin Dyball (Victoire Hiroshima). Mereka akan bersaing dengan jagoan-jagoan tanjakan Indonesia seperti Muh Imam Arifin (Nusantara Cycling), M Abdurahman (Jakarta Pro Cycling), M Syelhan Nurahmat (ASC Monster), serta harapan tuan rumah dari BRCC, Woro Fitrianto.
Etape keempat diprediksi sangat menentukan hasil akhir klasemen umum. Pasalnya, perbedaan waktu antara pembalap yang finis di tanjakan Ijen biasanya cukup jauh, tidak seperti tiga etape sebelumnya yang cenderung ditentukan sprint di peloton utama.
Handoko Khusumo
Editor : JTV Banyuwangi