BANGKALAN - Suasana duka menyelimuti Desa Alas Kokon, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, saat dua jenazah santri korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, tiba di kampung halamannya, Kamis (9/10/2025) malam.
Kedatangan dua jenazah tersebut disambut isak tangis ratusan pelayat yang sudah menunggu sejak sore hari.
Dua jenazah santri yang merupakan sahabat sejak kecil itu masing-masing bernama Imam Junaidi (16) dan Abdullah As Syadid (16). Berdasarkan hasil identifikasi Tim DVI Polda Jawa Timur, Imam Junaidi berhasil teridentifikasi pada 8 Oktober 2025, sementara Abdullah As Syadid sehari setelahnya, pada 9 Oktober 2025.
Sekitar pukul 21.30 WIB, dua mobil ambulans yang membawa jenazah tiba di Desa Alas Kokon. Keduanya langsung disalatkan di masjid setempat sebelum dimakamkan. Jenazah Imam Junaidi dikebumikan di pemakaman umum desa, sedangkan Abdullah As Syadid yang merupakan putra pengasuh pondok pesantren di desa tersebut dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di samping masjid pesantren.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bangkalan, Fitria Wahyu P, menjelaskan bahwa hingga H+11 pascakejadian ambruknya musholla Al-Khoziny, tercatat 12 santri asal Bangkalan menjadi korban meninggal dunia.
“Dari data kami, lima santri berasal dari Blega, dua dari Kamal, tiga dari Modung, satu dari Tanjung Bumi, dan satu dari Labang,” ujarnya.
Fitria menambahkan, berdasarkan informasi terakhir, masih ada sekitar empat santri asal Bangkalan yang belum ditemukan dan teridentifikasi.
“Beberapa di antaranya diketahui merupakan keponakan pejabat, termasuk dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Bupati Bangkalan,” tambahnya.
Pemerintah daerah dan keluarga korban berharap proses identifikasi segera tuntas agar seluruh korban bisa dimakamkan dengan layak. (Moch Sahid/Fadillah Putri)
Editor : M Fakhrurrozi




















