SURABAYA - Tim DVI Polda Jawa Timur mengirim empat kantong jenazah berisi potongan tubuh ke Rumah Sakit Polri Jakarta untuk menjalani tes DNA. Langkah ini dilakukan guna mempercepat proses identifikasi korban tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Hingga Senin (6/10/2025) dini hari, total 48 kantong jenazah telah diterima oleh Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Dari jumlah tersebut, empat kantong berisi body part yang tidak utuh dan memerlukan pencocokan DNA untuk memastikan identitas korban.
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol M. Kusnan Marzuki, menyatakan bahwa tes DNA menjadi prosedur utama dalam mengidentifikasi potongan tubuh. Ia menegaskan pentingnya kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan identifikasi, terutama karena sebagian besar korban belum memiliki dokumen identitas seperti KTP.
“Proses identifikasi membutuhkan pembanding. Kami sama sekali tidak berniat menunda. Justru, kami bekerja secepat, seteliti, dan sehati-hati mungkin dalam melakukan identifikasi,” tegas Kusnan.
Baca Juga : Tragedi Musala Ambruk di Ponpes Al Khoziny: 1 Santri Meninggal, Puluhan Luka
Selain mengirim body part ke Jakarta, tim DVI juga melakukan jemput bola dengan mendatangi keluarga korban untuk mengambil sampel DNA. Mereka juga meminta dukungan berupa barang bukti tambahan seperti foto gigi, guna mempercepat proses pencocokan.
Dari 48 kantong jenazah yang sudah dikirim, sebanyak 10 korban telah berhasil diidentifikasi. Sementara itu, 38 kantong jenazah lainnya masih menunggu proses identifikasi. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum ditemukan.
Proses identifikasi terus dilakukan secara cepat dan teliti oleh tim DVI, demi memberikan kepastian kepada keluarga korban yang menanti kabar. (*)
Baca Juga : Empat Mantan Kadis P2CKTR Sidoarjo Jadi Tersangka Kasus Korupsi Rusunawa Tambaksawah Rp 9,7 Miliar
Editor : A. Ramadhan




















